Apa Itu Clarifier Tank?
Clarifier tank adalah sebuah tangki sedimentasi yang digunakan dalam sistem pengolahan air bersih (WTP) maupun air limbah (WWTP) untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dari air. Dengan memanfaatkan gaya gravitasi, clarifier memungkinkan partikel berat mengendap di dasar tangki (sludge zone) dan air bersih mengalir ke bagian atas untuk tahap selanjutnya.
Proses ini penting untuk meningkatkan kualitas air, mengurangi kekeruhan (turbidity), dan memperpanjang umur sistem filtrasi atau membran. Clarifier sering digunakan pada instalasi pengolahan air skala industri, perkotaan, bahkan rumah tangga skala besar.
Fungsi Clarifier Tank dalam Pengolahan Air
Clarifier memiliki fungsi vital dalam proses pengolahan air:
-
Menyaring partikel tersuspensi (TSS) seperti pasir halus, lumpur, dan flok hasil koagulasi.
-
Mengurangi turbidity (kekeruhan) air secara signifikan.
-
Memisahkan lumpur hasil reaksi biologis dalam sistem WWTP.
-
Mempermudah tahap filtrasi dan disinfeksi karena beban padatan sudah berkurang.
-
Mengurangi penggunaan bahan kimia dan kebutuhan perawatan downstream.
Cara Kerja Clarifier Tank
Sebelum masuk ke clarifier, air biasanya melalui dua tahap awal, yaitu:
1. Koagulasi dan Flokulasi
Bahan kimia seperti alum atau PAC ditambahkan untuk menggumpalkan partikel kecil menjadi flok besar. Proses ini memudahkan partikel untuk mengendap.
2. Sedimentasi
Air dialirkan secara perlahan ke dalam clarifier. Partikel padat mengendap ke dasar tangki karena gaya gravitasi. Air jernih kemudian mengalir ke outlet bagian atas.
3. Pengangkatan Sludge dan Skimming
Lumpur di dasar tangki dikeluarkan secara berkala melalui sludge hopper atau scraper. Jika terdapat minyak atau lemak, digunakan sistem skimmer di permukaan tangki.
Jenis-Jenis Clarifier Tank
Circular Clarifier
Merupakan jenis clarifier berbentuk bundar, umum digunakan untuk sistem berkapasitas besar, baik untuk primary maupun secondary treatment di WWTP.
Lamella Clarifier (Inclined Plate Clarifier)
Menggunakan pelat-pelat miring di dalam tangki untuk mempercepat sedimentasi. Jenis ini cocok untuk lahan terbatas dan efisiensi tinggi. Lamella clarifier mampu mengolah air dengan laju 5–10 kali lebih cepat dari clarifier konvensional.
Parameter Desain Clarifier
Beberapa hal penting dalam desain clarifier antara lain:
-
Surface Loading Rate (SLR): Rata-rata 0,5–1 m³/m²/jam untuk clarifier konvensional.
-
Waktu Retensi (Detention Time): 1–2 jam tergantung jenis air.
-
Efisiensi Penghilangan TSS: Dapat mencapai 90–95% jika desain dan dosing bahan kimia optimal.
-
Bahan Tangki: Baja karbon, FRP (Fiber Reinforced Plastic), atau material modular seperti SUPRAX.
Manfaat Clarifier dalam Instalasi Pengolahan Air
-
Efisiensi Operasional: Mengurangi beban filtrasi dan sistem RO.
-
Kualitas Air yang Lebih Baik: Menurunkan TSS dan turbidity.
-
Efisiensi Penggunaan Kimia: Koagulasi menjadi lebih efektif.
-
Sustainability: Lumpur hasil clarifier bisa diproses menjadi kompos atau dibakar sesuai regulasi lingkungan.
Tips Mengoptimalkan Kinerja Clarifier
-
Pilih koagulan dan flokulan sesuai karakteristik air.
-
Jaga kecepatan aliran (flow rate) agar tidak terjadi turbulensi.
-
Lakukan pengurasan sludge secara rutin.
-
Periksa dan bersihkan saluran inlet/outlet dan baffle zone.
-
Gunakan flow meter dan turbidity sensor untuk pemantauan real-time.
Contoh Penggunaan Clarifier Tank di Industri
Beberapa industri yang umum menggunakan clarifier antara lain:
-
Pabrik makanan dan minuman: Untuk menghilangkan TSS sebelum proses biologis.
-
Industri tekstil dan kimia: Untuk memisahkan flok warna dan bahan kimia berat.
-
Pabrik sawit dan kelapa: Dalam sistem WTP dan WWTP pabrik kelapa sawit.
-
Instalasi Air Minum Kota (PDAM): Clarifier digunakan untuk pengolahan air baku dari sungai atau danau.